MI Darul Ulum Tambakrejo

Jumat, 26 November 2021

SEJARAH BERDIRINYA MADRASAH IBTIDA’IYAH DARUL ULUM TAMBAKREJO

 

SEJARAH BERDIRINYA

MADRASAH IBTIDA’IYAH DARUL ULUM TAMBAKREJO

 

 

 

Sekitar tahun 1950 setelah adanya pengukuhan kedaulatan kemerdekaan Republik Indonesia, situasi pada saat itu belum terpikirkan oleh penduduk desa untuk membuat madrasah (sekolah). Penduduk merasa belum mampu untuk berpikir kearah itu, karena disamping belum siap juga keadaanlah yang belum memungkinkan.

Baru setelah adanya keinginan-keinginan masyarakat desa akan kebutuhan ilmu, juga adanya anjuran pemerintah untuk meningkatkan pendidikannya dengan jalan bersekolah. Hal ini untuk mencegah agar masyarakat indonesia jangan terkena tri buta. Tidak hanya orang dewasa saja yang membutuhkan itu tetapi anaknya pun juga demikian. Di sisi lain karena penduduk desa menginginkan anaknya lebih memahami tentang ajaran agama islam dan mampu mengamalkannya dalam bentuk kegiatan sehari-hari, sehingga terwujud masyarakat yang agamis.

Semula kisah madrasah ini berasal dari desa Tambak Sumur, tempatnya dirumah bapak Imam Syafi’i atau diberi julukan pak Adnan. Pengurusnya terdiri dari penduduk muslim yang berasal dari desa Tambak Sumur dan desa Tambakrejo. Kedua desa ini terkenal dengan keakraban ukhuwah islamiyahnya, mungkin hal ini yng membawa kemajuan diantara kedua desa tersebut.

Sedangkan letak kedua desa ini saling berdekatan hanya ada batas sungai antara kedua desa tersebut. Namun hal ini tidak menjadi persoalan dan hambatan yang berarti untuk saling berhubungan antara warganya. Dengan jembatan yang membentang antara kedua desa ini menimbulkan kemudahan di dalam berkomunikasi. Letak desa Tambak Sumur disebelah Utara sungai dan desa Tambakrejo disebelah selatan sungai.

Pada tahun 1951 pengurus madrasah mau mencari tanah untuk dibangun gedung sekolah. Namun usaha kedua pihak pengurus ini tidak berhasil. Akhirnya seseorang diantara mereka yang bernama Suparman mau mewakafkan sebagian tanahnya untuk gedung madrasah. Berhubung madrasah itu belum mempunyai tanah sendiri dan gedungnya hanya menempel di rumah orang yaitu bapak Adnan. Maka wakaf dari bapak Suparman tadi diterima dengan senang hati oleh pengurus. Lokasi tanah wakaf tersebut terletak di desa Tambakrejo. Oleh karena itu sekolahan yang tadinya bermukim dirumah pak Adnan (Tambak Sumur) lalu dipindahkan ke desa Tambakrejo. Perpindahan ini para pengurus memberi nama atau istilah “Al—Muhajirin” sekaligus sebagai nama dari kepengurusannya.

Gedung madrasah pada waktu itu belum ada, hanya lokasi tanahnya sudah tersedia. Maka atas jasa dari Kyai Mas Ubaidah yang telah memberikan mushollahnya untuk dipindahkan ke desa Tambakrejo guna dijadikan tempat sekolah atau madrasah. Juga upaya lain banyak diperoleh dari bantuan para dermawan dan para tukang diantaranya pak Sadimin dan pak Rahmat. Pondasi pertama dilakukan pada tahun 1951 dan untuk menetapkan penggunaannya pada tahun Pendirinya adalah bapak kyai Bajuri sekaligus sebagai ketua pengurus, di tambah dengan pengurus lainnya seperti H. Ridwan, H. Latif,      H. Alwi, H. Hasbullah dan staf lain. Untuk selanjutnya dibangun gedung madrasah, tetapi belum memenuhi persyaratan dari sekolahan. Sehingga pengurus masih berusaha untuk memperbaikinya baik dengan jalan menggali dana dari orang-orang kaya maupun upaya-upaya lain yang mendukung. Beberapa tahun kemudian terjadi perubahan baik mengenai gedung madrasah maupun dari kepengurusannya. Hal ini terjadi pada tahun 1972. Dengan demikian gedung madrasah tidak seperti dulu lagi juga kepengurusannya tidak lagi terdiri dari warga desa Tambak Sumur. Sistem pengajarannya klasikal berorientasi pada ajaran pondok yakni 75% pendidikan agama dan 25% pendidikan umum. Dengan adanya hal itu diadakan perpisahan murid, laki-laki ditempatkan diruang tersendiri demikian pula bagi murid perempuan. Dalam tata cara berpakaian harus menutupi aurat bagi perempuan mengenakan kebaya, krudung, meksi dan bagi laki-laki mengenakan celana panjang. Aturan seragam sekolah tidak ada kepastian, sehingga murid bebas berpakaian. Hal ini berjalan agak lama karena situasi dan kondisi ekonomi pada masyarakat saat itu. Pada tahun 1974 terjadi perbaharuan, baik segi kurikulum, peraturan sekolah, seragam sekolah dan sistem pengajarannya. Sebagai pelapor dari pembaharuan ini adalah bapak Muhammad Mujib. Beliau itulah yang memberikan asumsi atau masukan untuk kemajuan dan peningkatan pendidikan di madrasah ini. Guru-gurunya sebagai berikut : bapak Mujib, bapak Mursyid, bapak Masrukhin, bapak Muhammad Ali, bapak Sofwan, dan bapak H. Shohib sebagai kepala sekolahnya. Pernah terjadi kendala di madrasah ini sehingga terjadi pepecahan murid. Ini disebabakan oleh salah satu guru yang kurang baik kepribadiaanya. Akibat dari itu banyak murid yang keluar karena berpihak pada guru tersebut yang kemudian bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah  Al-Asy’ari. Sedangkan murid yang kontra pada guru itu mereka masih tetap di situ. Hal itu tidak menjadi penghambat bagi murid untuk melajutkan pelajarannya. Pada tahun 1979 terjadi peralihan pelimpahan jabatan kepala sekolah yang asalnya dijabat oleh bapak H. Shohib dilimpahkan pada bapak Ahmadi. Di masa menjabat sebagai kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum, banyak perubahan kearah kemajuan di antaranya masalah administrasi sekolah yang sudah mulai membaik begitu pula dengan administrasi lainnya. Disamping itu diadakan perehapan dan penambahan gedung dan ruang kelas. Sekitar tahun 1982 atau 3 tahun lebih pak Ahmadi menjabat sebagai kepala sekolah. Kemudian mengundurkan diri dan digantikan oleh bapak Muhammad Sofwan. Kemudian dalam periode 1994 diganti oleh bapak M. Musthofa, beliau menjadi kepala sekolah sampai tahun 2012 dan digantikan oleh bapak H. Abd. Cholik sampai sekarang. Karena letak madrasah begitu strategis maka jumlah muridnya semakin tahun bertambah banyak. Apalagi dikawasan perumahan dan industri di daerah itu. Hal ini menjadi prospek masa depan madrasah yang baik. Demikian sejarah singkat Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Tambakrejo Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.

Data Pengurus Madrasah Ibtidaiyah Tambakrejo Proses perubah dari pengurus menjadi Yayasan dengan nama Al- Muhajirin pada tanggal 5 juli 1994 sebagai perintis adalah : - Bapak H. Ridwan - Bapak H. Abdul Lathif - Bapak H. Wahab - Bapak H. Hasbullah - Bapak Hasan Bisri Pengurus yayasan sebagai berikut : Pelindung utama Penasehat umum : Bapak Kepala Desa, Bapak Pamong : 1. H. Ridwan 2. H. Chusen 3. Hasan Bisri Ketua I Ketua II Sekertaris I Sekertaris II Bendahara I Bendahara II : Bapak H. Hasbullah : Bapak Shofwan Dimyati : Bapak H. Shohib Abdillah : Bapak Drs. Rahman Hasyim : Bapak Abdul Wahid : Bapak H. Syakur Anggota anggota : - H. Zaeniri - Musiran - H. Hasan Hadi - Abu Khoir - H. Alwi Abdul Karim - Amir Hasan - Supani - H. Abdul Lathif - H. Aseri - H. Abdul Karim 3. Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Tambakrejo terletak di daerah yang cukup strategis yaitu di kecamatan waru. Di mana di kecamatan tersebut banyak terdapat sekolah MI/SD tetapi karena letaknya sangat jauh jadi banyak warga yang sekolah di MI Darul Ulum Tambakrejo Waru Sidoarjo. Untuk menuju sekolah tersebut sangat mudah karena terletak disebelah selatan jalan raya Tambakrejo. Di mana letak sekolah tersebut bersebelahan dengan : a. Sebelah Utara Desa Tambak Sumur b. Sebelah Barat Desa Kepuhkiriman c. Sebelah Selatan Kawasan Industri Desa Tambak Sawah d. Sebelah Timur Desa Tambak Oso. Di desa Tambakrejo inilah lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum berada. letak sekolahannya sangat strategis, yakni terletak di samping jalan raya desa Tambakrejo sehingga mudah dijangkau oleh transportasi. Dan masyarakat di sekitar sekolah tersebut sangat baik dan aman. Sehingga memperlancar jalannya proses belajar mengajar.

Visi dan Misi Visi : membentuk generasi berakhlak, berilmu, dan terampil menuju insan yang unggul Misi : a. Mengamalkan dan menanamkan nilai-nilai ahlussunah wal jama’ah. b. Pengembangan potensi siswa di bidang IMTAQ dan IPTEK. c. Mengharmoniskan hubungan dengan masyarakat.

Keadaan Masyarakat Sekitar Keadaan masyarakat sekitar desa tambakrejo mayoritas berwiraswasta, seperti : menjadi petani, mengelola tambak, tukang bangunan, karyawan pabrik, tukang becak, pemulung, pedagang, ibu rumah tangga, guru dan lain sebagainya. Dari mata pancaharian ini tergambar animo masyarakat mengenai pendidikan bagi anak mereka sangat penting. Melihat begitu besarnya masyarakat mengenai pendidikan anak-anaknya, maka kiranya sangat tepatlah dan sangat strategis keberadaan MI Darul Ulum Tambakrejo Waru Sidoarjo ini bagi masyarakat sekitar.

                                                                                                                    By : Uk@

Sabtu, 17 Desember 2016