SEJARAH BERDIRINYA
MADRASAH
IBTIDA’IYAH DARUL ULUM TAMBAKREJO
Sekitar tahun 1950 setelah adanya
pengukuhan kedaulatan kemerdekaan
Republik Indonesia, situasi pada saat
itu
belum terpikirkan oleh penduduk desa untuk membuat
madrasah (sekolah). Penduduk merasa
belum mampu untuk berpikir kearah itu, karena disamping belum siap juga keadaanlah yang belum memungkinkan.
Baru setelah adanya
keinginan-keinginan masyarakat desa akan
kebutuhan ilmu, juga adanya anjuran
pemerintah untuk meningkatkan
pendidikannya
dengan jalan bersekolah. Hal ini untuk mencegah agar
masyarakat indonesia jangan terkena tri buta.
Tidak
hanya orang dewasa saja yang membutuhkan itu
tetapi anaknya pun juga demikian. Di sisi lain karena
penduduk desa menginginkan anaknya lebih memahami tentang ajaran agama islam dan
mampu
mengamalkannya dalam bentuk kegiatan sehari-hari, sehingga terwujud masyarakat yang
agamis.
Semula
kisah madrasah ini berasal dari desa Tambak Sumur,
tempatnya
dirumah bapak Imam Syafi’i atau diberi julukan pak Adnan. Pengurusnya terdiri
dari penduduk muslim yang berasal dari desa Tambak Sumur dan desa Tambakrejo. Kedua desa ini terkenal dengan
keakraban ukhuwah islamiyahnya, mungkin hal ini yng membawa kemajuan diantara kedua desa tersebut.
Sedangkan
letak kedua desa ini saling berdekatan hanya ada batas
sungai
antara kedua desa tersebut. Namun hal ini tidak menjadi
persoalan dan hambatan yang berarti untuk saling berhubungan antara warganya. Dengan jembatan yang
membentang antara kedua desa ini menimbulkan kemudahan di
dalam berkomunikasi. Letak desa Tambak Sumur disebelah Utara sungai dan desa Tambakrejo disebelah selatan sungai.
Pada
tahun 1951 pengurus madrasah mau
mencari tanah untuk dibangun gedung sekolah. Namun usaha kedua pihak
pengurus
ini tidak berhasil. Akhirnya
seseorang diantara mereka yang bernama Suparman mau mewakafkan
sebagian tanahnya untuk gedung madrasah. Berhubung madrasah itu belum mempunyai tanah sendiri dan gedungnya hanya menempel di rumah
orang yaitu
bapak Adnan. Maka wakaf dari bapak Suparman tadi diterima dengan
senang hati oleh pengurus.
Lokasi tanah wakaf tersebut
terletak di desa Tambakrejo. Oleh karena itu sekolahan yang tadinya
bermukim dirumah
pak Adnan (Tambak Sumur) lalu dipindahkan ke desa Tambakrejo. Perpindahan
ini para pengurus
memberi nama atau istilah “Al—Muhajirin” sekaligus sebagai
nama dari kepengurusannya.
Gedung
madrasah pada waktu itu belum ada, hanya lokasi tanahnya sudah tersedia. Maka
atas jasa dari Kyai Mas Ubaidah yang telah memberikan mushollahnya untuk
dipindahkan ke desa Tambakrejo
guna dijadikan tempat sekolah atau madrasah. Juga upaya lain banyak diperoleh
dari bantuan para dermawan dan para tukang diantaranya pak Sadimin dan pak Rahmat. Pondasi pertama
dilakukan pada tahun 1951 dan untuk menetapkan penggunaannya pada tahun
Pendirinya adalah bapak kyai Bajuri
sekaligus sebagai ketua pengurus, di tambah dengan pengurus lainnya seperti H.
Ridwan, H. Latif, H. Alwi, H.
Hasbullah dan staf lain. Untuk selanjutnya dibangun gedung madrasah, tetapi
belum memenuhi persyaratan dari sekolahan. Sehingga pengurus masih
berusaha untuk memperbaikinya baik dengan jalan menggali dana dari orang-orang
kaya maupun upaya-upaya lain yang mendukung. Beberapa tahun kemudian terjadi
perubahan baik mengenai gedung madrasah maupun dari kepengurusannya. Hal ini terjadi pada
tahun 1972. Dengan
demikian gedung madrasah tidak seperti dulu lagi juga kepengurusannya tidak
lagi terdiri dari warga desa Tambak Sumur. Sistem pengajarannya klasikal
berorientasi pada ajaran pondok yakni 75% pendidikan agama dan 25% pendidikan
umum. Dengan
adanya hal itu diadakan perpisahan murid, laki-laki ditempatkan diruang
tersendiri demikian pula bagi murid perempuan. Dalam tata cara berpakaian harus
menutupi
aurat bagi perempuan mengenakan kebaya, krudung, meksi dan bagi laki-laki mengenakan celana panjang. Aturan
seragam sekolah tidak ada kepastian, sehingga murid bebas berpakaian. Hal ini
berjalan agak lama karena situasi dan kondisi ekonomi pada masyarakat saat itu.
Pada tahun 1974 terjadi perbaharuan, baik segi kurikulum, peraturan sekolah,
seragam sekolah dan sistem pengajarannya. Sebagai pelapor dari pembaharuan ini
adalah bapak Muhammad Mujib. Beliau itulah yang memberikan asumsi atau masukan untuk
kemajuan dan peningkatan pendidikan di madrasah ini. Guru-gurunya sebagai
berikut : bapak Mujib, bapak Mursyid, bapak Masrukhin, bapak Muhammad Ali,
bapak Sofwan, dan bapak H. Shohib sebagai kepala sekolahnya. Pernah terjadi
kendala di madrasah ini sehingga terjadi pepecahan murid. Ini disebabakan oleh
salah satu guru yang kurang baik kepribadiaanya. Akibat dari itu banyak murid
yang keluar karena berpihak pada guru tersebut yang kemudian bersekolah di Madrasah
Ibtidaiyah Al-Asy’ari. Sedangkan murid yang
kontra pada guru itu mereka masih tetap di situ. Hal itu tidak menjadi
penghambat bagi murid untuk melajutkan pelajarannya. Pada tahun 1979 terjadi
peralihan pelimpahan jabatan kepala sekolah yang asalnya dijabat oleh bapak H.
Shohib dilimpahkan pada bapak Ahmadi. Di masa menjabat sebagai kepala sekolah Madrasah
Ibtidaiyah Darul Ulum, banyak perubahan kearah kemajuan di antaranya masalah
administrasi sekolah yang sudah mulai membaik begitu pula dengan administrasi
lainnya. Disamping itu diadakan perehapan dan penambahan gedung dan ruang
kelas. Sekitar tahun 1982 atau 3 tahun lebih pak Ahmadi menjabat sebagai kepala
sekolah. Kemudian mengundurkan diri dan digantikan oleh bapak Muhammad Sofwan.
Kemudian dalam periode 1994 diganti oleh bapak M. Musthofa, beliau menjadi
kepala sekolah sampai tahun 2012 dan digantikan oleh bapak H. Abd. Cholik
sampai sekarang. Karena letak madrasah begitu strategis maka jumlah muridnya
semakin tahun bertambah banyak. Apalagi dikawasan perumahan dan industri di daerah
itu. Hal ini menjadi prospek masa depan madrasah yang baik. Demikian sejarah
singkat Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Tambakrejo Kecamatan Waru Kabupaten
Sidoarjo.
Data Pengurus Madrasah
Ibtidaiyah Tambakrejo Proses perubah dari pengurus menjadi Yayasan dengan nama
Al- Muhajirin pada tanggal 5 juli 1994 sebagai perintis adalah : - Bapak H.
Ridwan - Bapak H. Abdul Lathif - Bapak H. Wahab - Bapak H. Hasbullah - Bapak
Hasan Bisri Pengurus yayasan sebagai berikut : Pelindung utama Penasehat umum :
Bapak Kepala Desa, Bapak Pamong : 1. H. Ridwan 2. H. Chusen 3. Hasan Bisri Ketua
I Ketua II Sekertaris I Sekertaris II Bendahara I Bendahara II : Bapak H.
Hasbullah : Bapak Shofwan Dimyati : Bapak H. Shohib Abdillah : Bapak Drs.
Rahman Hasyim : Bapak Abdul Wahid : Bapak H. Syakur Anggota anggota : - H.
Zaeniri - Musiran - H. Hasan Hadi - Abu Khoir - H. Alwi Abdul Karim - Amir
Hasan - Supani - H. Abdul Lathif - H. Aseri - H. Abdul Karim 3. Letak Geografis
Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Tambakrejo terletak di daerah yang cukup
strategis yaitu di kecamatan waru. Di mana di kecamatan tersebut banyak
terdapat sekolah MI/SD tetapi karena letaknya sangat jauh jadi banyak warga
yang sekolah di MI Darul Ulum Tambakrejo Waru Sidoarjo. Untuk menuju sekolah
tersebut sangat mudah karena terletak disebelah selatan jalan raya Tambakrejo.
Di mana letak sekolah tersebut bersebelahan dengan : a. Sebelah Utara Desa
Tambak Sumur b. Sebelah Barat Desa Kepuhkiriman c. Sebelah Selatan Kawasan
Industri Desa Tambak Sawah d. Sebelah Timur Desa Tambak Oso. Di desa Tambakrejo
inilah lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum berada. letak
sekolahannya sangat strategis, yakni terletak di samping jalan raya desa Tambakrejo
sehingga mudah dijangkau oleh transportasi. Dan masyarakat di sekitar sekolah
tersebut sangat baik dan aman. Sehingga memperlancar jalannya proses belajar
mengajar.
Visi dan Misi Visi :
membentuk generasi berakhlak, berilmu, dan terampil menuju insan yang unggul
Misi : a. Mengamalkan dan menanamkan nilai-nilai ahlussunah wal jama’ah. b.
Pengembangan potensi siswa di bidang IMTAQ dan IPTEK. c. Mengharmoniskan
hubungan dengan masyarakat.
Keadaan Masyarakat Sekitar
Keadaan masyarakat sekitar desa tambakrejo mayoritas berwiraswasta, seperti :
menjadi petani, mengelola tambak, tukang bangunan, karyawan pabrik, tukang
becak, pemulung, pedagang, ibu rumah tangga, guru dan lain sebagainya. Dari
mata pancaharian ini tergambar animo masyarakat mengenai pendidikan bagi anak
mereka sangat penting. Melihat begitu besarnya masyarakat mengenai pendidikan
anak-anaknya, maka kiranya sangat tepatlah dan sangat strategis keberadaan MI
Darul Ulum Tambakrejo Waru Sidoarjo ini bagi masyarakat sekitar.